(Eriska Rosse)
Noah membuat masalah, pemuda itu tidak terima hukuman yang di berikan Clarissa. Di dalam hati, aku merasa kasihan, melihat Noah yang lari dari kejaran gadis itu, hingga menabrak spanduk di depan pintu perpustakaan. Tanganku terulur, membantunya melarikan diri. Aku bersama Noah kembali ke kelas, tepat saat bel istirahat berakhir.
"Terima kasih, Eriska. Kamu telah menyelamatkan hidupku."
"Sama-sama, Noah." Aku bercicit malu-malu. Entah mengapa, senyuman Noah membuatku berdebar-debar.
Wajahku yang memanas hanya karena melihat senyuman Noah. Terdengar suara aneh, entah suara aneh itu dari mana. Mataku berkeliling kelas yang mulai riuh, beberapa murid telah masuk ke dalam kelas. Pandanganku tertuju ke arah pemuda itu yang tengah memegang perutnya, suara itu ternyata berasal dari perut Noah yang dari tadi berbunyi. Aku berinisiatif mengambil kotak bekal makanan yang aku simpan di tas, kebetulan sekali aku belum memakannya.