(Noah Chandra)
Mataku perlahan terbuka, merasakan rasa sakit yang mendera ulu hatiku. Mataku mengedar ke sekeliling kamar ini. Aku berada di dalam kamar lagi. Kepalaku masih pusing dan perutku masih sakit. Mataku membulat, aku teringat sekarang mengapa aku bisa ada di dalam kamar lagi. Ryan, si sok pintar itu yang telah memukulku hingga aku tidak sadarkan diri.
Ryan sialan! Aku menggerutu dalam hati, ingin sekali menghajar wajah menyebalkannya itu. Sudah berani memukul aku, hingga aku pingsan.
Dia sudah membuatku pingsan. Aku tidak bisa diam seperti ini, disaat Clarissa dalam bahaya. Aku turun perlahan dari tempat tidur, mengendap, membuka pintu. Di luar, orang-orang masih sibuk dengan keadaan aneh di luar rumah. Tatapan mataku menjurus ke Ryan yang bolak-balik, sambil menggenggam hanphone. Tidak ada yang menyadari kalau aku mengintip mereka. Ini menjadi kesempatan bagus.