Kebetulan sekali sepupunya masuk kamar, Claire tidak perlu lagi mencari atau berusaha untuk bicara lebih dahulu. Karena Renji berpikir kalau sepupunya ini masih merajuk. Tetapi hal itu menjadikan Claire ingin membicarakan sesuatu yang membuatnya penasaran.
"Kamu masih mikirin, Lidia? Buat apa, Claire?" Renji menyilangkan kedua lengannya di depan dada.
Claire menatapnya tanpa ekspresi. "Ada masalah?"
Renji tampak sedikit gugup dengan pernyataan yang keluar dari sepupunya ini. Entah kenapa suasana di kamar Claire mendadak dingin sekali menepis kulit lengannya. Seperti ada sesuatu lain dari dalam sana. Atau dari perasaannya saja?
"Kenapa diem?" Claire mulai berdiri dan menatap Renji lebih dekat. "Kamu jadi terpaku gini."
Renji menelan ludah susah payah. "Engga, kok. Aku lihat kamu … terpesona aja, pantesan di sini lebih terkenal."