Di rumah Qonin, suara ayan berkokok bersahutan ditambah suara burung berkicau menyambut datangnya pagi. Mereka bernyanyi dengan riang untuk mengucapkan rasa syukur terhadap Tuhan.
Qonin bangun dengan tersenyum, dia sangat senang hari sudah pagi dan ingin menyibukkan diri agar bisa bertemu lagi dengan Zanqi di sore hari, "Selamat pagi diriku, pertama basuh muka, lalu membantu ibu."
Di dalam dapur Narti sudah sibuk sejak 10 menit yang lalu, dia mencuci beras untuk menanak nasi, dia melihat Qonin berjalan dengan tersenyum melewatinya, "Lah, tumben kamu sudah bangun, Nin?"
"Sudahlah Buk, aku kan anak yang rajin," timpal Qonin dari depan toilet, lalu dia masuk untuk membersihkan wajah serta sikat gigi.
"Dihh, biasanya dia enak molor jam segini. Bangun-bangun sering mepet juga, apanya yang rajin," gerutu Narti yang tidak setuju dengan jawaban Qonin tadi, dia menggeleng kepala dan berhenti untuk memikirkan alasannya.