Qonin berjalan menyusuri lorong, menuruni tangga tapi tidak juga menelepon Zanqi. Dia hanya melihat ponselnya dari tadi karena bingung ingin mencari alasan.
"Duh, apa lagi kata pembukanya?? Nggak mungkin aku langsung marah-marah kan?" gumam Qonin bingung, dia masih ragu ingin menghubungi Zanqi, tapi disisi lain dia tidak ingin berlarut dengan pikiran kalutnya.
Qonin tidak sadar jika dia berjalan menundukkan kepala melintasi parkiran itu hampir ketabrak siswa.
"Astaga Qonin!!" seru Lisa yang berteriak panik, dia berlari menghampiri Qonin untuk menyingkirkan dari situasi yang sempat mencekam.
"Maafkan teman gue ya, dia lagi patah hati," Lisa menengahi Qonin dengan pengendara motor, lalu mewakili Qonin untuk meminta maaf agar urusannya tidak bertambah panjang.
Qonin sempat kaget itu tidak bisa berkata, dia melihat ke arah Lisa yang mengatakan permintamaafan ngawur. Dia mencolek Lisa sambil protes, "Enak saja, siapa yang patah hati?"