Narti menurunkan tangan, dia menarik napas berat itu berjalan mendekati Satrio, lalu menarik telinga anak lelakinya tidak peduli Satrio mengerang kesakitan.
"Aduuhh! Sakit Buk, kenapa Satrio yang dijewer?" protes Satrio yang memegangi telinga agar tidak putus ketika Narti menarik sambil berjalan menuju depan warung.
"Kamu itu adik macam apa?? Cepat bantuin mbak Qonin itu!!" bentak Narti yang mengomel terus sambil mengawasi Satrio agar mau mengambil cabai yang berceceran.
Qonin menyunggingkan senyum, dia cukup senang karena Narti justru membelanya itu memandang Narti dan bilang, "Maafin Qonin, Buk."
Narti menepuk bahu Qonin, dia tersenyum dengan mata cukup kecewa itu masuk rumah, lalu membereskan barang dari dalam warung.
"Hah!! Kenapa rasanya aku sangat bersalah lagi?? Ngapain juga Yura pakai datang segala, heran aku sudah pindah sekolah itu apa nggak ada cowok lain yang lebih tampan dari Leon?" gerutu Qonin yang masih berdiri di luar itu marah-marah sendiri.
