Qonin memandang Leon tanpa berkedip sama sekali dia sudah tidak tahan ingin ketawa melihat wajah Leon yang tersiksa, takut, cemas dan berpotensi untuk ditinggal.
"Iya, aku marah," jawab Qonin singkat, dia memalingkan wajah, tawanya meledak saat itu juga, saking lucunya wajah Leon yang bercampur ekspresi itu bisa membuat dia jatuh terduduk di lantai.
"Sudahlah ketawanya, kamu nggak mau makan dulu?? Sebentar lagi setengah 7 tu," kata peringatan dari Leon sambil menarik sudut bibirnya ke bawah. Sifat marahnya digantikan menjadi sikap kekanak-kanakan yang kadang membuat Qonin tersenyum. Bahkan dia tidak sadar kapan itu mulai terjadi.
"Ha ... ha ... ha maaf, iya aku akan berhenti. Kamu yang mulai duluan, jadi tariklah bibirmu ke atas!!" ungkap Qonin mencoba menghibur Leon, dia tahu jika responsnya terlalu berlebihan, padahal inginnya hanya membalas kejahilan Leon.