"Leon aku ..." Qonin menarik napas untuk mengumpulkan keberanian, di dalam hati muncul satu alasan yang cukup kuat.
Aku harus berbaikan dengan Leon, bodohnya diriku yang membuat masalah di waktu tugas kelompok Biologi masih belum dikerjakan sama sekali, Qonin merutuki dirinya sendiri.
Qonin kembali membuka mulut, "Aku tahu sikapku memang sudah keterlaluan, aku sadar banget bahwa sifat kanak-kanak ini bukanlah seperti diriku. Maka dari itu aku minta maaf kepadamu, Leon."
"Tolong maafkan aku ya," mohon Qonin yang sedari tadi menundukkan kepala, lalu dia mengangkat dan melihat bahwa di depannya hanya ada Spanram yang menyangga kanvas Leon.
Seketika wajah Qonin yang sebelumnya penuh dengan guratan kecemasan menjadi datar, "Hah!! Dimana Leon? Jadi aku tadi ngomong sendiri kayak orang bodoh!!!"
"Emang lu bodoh!! Jangan harap bisa menjadi informan di geng gue ya, mulai detik ini jangan hubungi gue lagi!!" Satu kata yang sama baru saja di dengar oleh Cika dari balik ponsel genggamnya.
