"Khemm ... Kalian berdua kapan nih nyusulnya?" Tanya salah seorang rekannya yang duduk di sebelah mereka.
"Iya nih, kalian berdua ini kemana-mana selalu bersama, kapan sama pasangannya? Apa kalian tidak takut jadi perawan tua? Sendiri itu gak enak, menikah itu baru enak. Hehe …" Kata rekannya yang satu lagi sambil tersenyum licik.
"Mereka berdua ini terlalu pilih-pilih sih, padahal nih ya saya sudah memperkenalkan banyak lelaki sama mereka tapi ditolak. Maaf, kalau cari yang seperti saya itu langka hehehe … " sambung yang lainnya ketika sambil terkekeh, mengejek mereka yang masih gadis adalah hiburan tersendiri bagi mereka.
"Do'akan saja semoga saya bisa menikah tahun ini!" Jawab Tiara setelah selesai mengunyah makanannya.
"Kayaknya Buk Tiara sudah ada calon nih, dan bau-baunya kita akan pesta lagi. Hehehe ..."
"Alhamdulillah saya sudah punya calon!" Lanjut Tiara dengan wajah yang berbinar.
Mendengar perkataan Tiara, mereka semua langsung tertawa dan mengaminkan agar Tiara segera menikah.
Sedangkan Rasty hanya diam dan menarik napas karena ia tidak begitu suka dengan orang yang banyak omong, apalagi usianya juga sudah jauh dari kata pantas. Jadi, mendengar godaan yang seperti itu hanya membuat hati Rasty tidak nyaman dan sesak.
Saya rasa, semua gadis yang masih sendiri di usia yang sudah dewasa pasti tau betul bagaimana perasaan Rasty.
Setelah selesai acara, Tiara dan Rasty berjalan santai sambil tersenyum menuju parkiran, tepat saat itu Tiara mendapat pesan dari Angga. Tentu saja Tiara langsung membacanya lalu kemudian segera membalasnya karena ia tidak ingin membuat Angga menunggu lama.
Angga : Sayang 10 menit lagi aku jemput ya.
Tiara. : Mau ke mana?
Angga : Kan kemarin aku sudah memberitahu kalau aku mau membawamu ke acara keluarga besarku, Mama aku juga ingin sekali bertemu denganmu.
Membaca pesan konfirmasi dari Angga. Tiara senyum-senyum sendiri dan merasa grogi.
Bagaimana tidak deg-degan, Angga ingin memperkenalkannya ke seluruh keluarga besarnya. Hal ini membuat Tiara semakin yakin kalau Angga serius padanya.
'Ya ampun, dia mau memperkenalkan aku kepada keluarga besarnya? Apa aku siap? Bagaimana kalau mereka tidak menyukaiku? Tapi, bismillah saja lah.' Batin Tiara.
Setelah selesai membatin, Tiara langsung membalas pesan Angga lagi.
Tiara : Baiklah aku tunggu! Tapi, kakak bisa jemput aku di rumahnya Kak Rasty. Kakak masih ingat kan rumah di mana kakak pernah antar aku itu?
Angga : Iya aku ingat. Kalau begitu aku jalan sekarang ya sayang"
Tiara : Baiklah.
Setelah membalas pesan terakhir Angga, Tiara langsung meminta ke Rasty untuk ikut pulang ke rumahnya.
Tidak lama kemudian, mereka sampai di rumah Rasty.
"Kamu tidak mau menunggu di dalam saja Ra?" Tanya Rasty ketika mereka sudah sampai di depan serambi Rasty.
"Aku tunggu dia di sini saja, biar dia tidak malu." JawabTiara sambil tersenyum.
Rasty langsung mengangguk dan menemani Tiara untuk menunggu Angga karena Rasty juga penasaran ingin tau seperti apa Angga itu.
"Ra, itu Angga!" Ucap Rasty saat melihat sebuah motor berhenti di depan gerbangnya.
Tiara langsung menengok ke arah pintu gerbang, seketika itu ia tersenyum melihat kesayangannya berdiri sambil memandangnya dari balik gerbang.
"Iya kak, itu yang namanya Angga. Ya sudah kalau begitu, aku berangkat dulu! Nanti malam aku akan menceritakan pengalamanku. Hehehe …" Ucap Tiara sambil pamitan ke Rasty.
"Iya aku tunggu! Kamu hati-hati ya Ra!"
Tiara mengangguk, setelah itu ia pergi sambil melambaikan tangannya kepada Rasty.
Tiara naik ke bagian belakang motor dengan malu-malu dan jantung yang berdetak kencang.
Sepanjang perjalanan Tiara berusaha mengatur kata-katanya ketika ia akan bertemu pertama kali dengan calon Ibu mertuanya.
Sedangkan Angga hanya fokus mengemudi karena tempat acara keluarganya itu cukup jauh.
Setelah menempuh perjalanan jauh, mereka berdua akhirnya sampai di tujuan.
"Sayang, kita sudah sampai!" Ucap Angga sambil mengatur rambutnya yang berantakan selama berada dalam helm.
"Aku grogi!" Kata Tiara dengan gugup.
"Santai saja sayang! Mama orangnya baik dan ramah kok. Kamu pasti langsung cocok denganya." Kata Angga meyakinkan Tiara agar tidak malu dan khawatir.
"Baiklah ..." Sahut Tiara.
Angga pun tersenyum melihat Tiara yang sudah terlihat santai.
Setelah itu Angga membawa Tiara masuk.
Di dalam rumah, semua keluarga Angga berkumpul termasuk Ibunya.
"Wahh … Selamat datang calon anggota baru keluarga ini!" Sambut adik Angga yang sudah lebih dahulu mengenal Tiara.
Semua orang langsung menoleh ke arah Tiara sambil tersenyum ramah. Tiara pun membalas dengan senyuman sembari menunjukkan hormatnya.
Angga membawa Tiara mendekat ke Ibunya yang lagi duduk dengan santai.
"Ra, ini Mama! Dan ini Tiara Ma!" Kata Angga memperkenalkan Tiara dengan Ibunya.
Tiara langsung mencium punggung tangan calon mertuanya itu. Entah kenapa Tiara merasa sangat nyaman dan sudah kenal lama dengan Ibunya Angga. Ia pun merasa lega dan tidak sabar menunggu lebaran untuk momen lamaran yang mendebarkan
Tiara dan Ibu Angga nampak ngobrol begitu asik, karena Ibu Angga yang sudah kelihatan tua itu sangat ramah dan baik hati.
"Sepertinya kamu cocok sama Ibu. Aku perhatikan kalian berdua begitu asik ngobrol." Kata Angga ketika menjemput Tiara untuk membawanya keluar bertemu keluarga besarnya yang lagi menikmati suasana acara itu.
"Alhamdulillah aku senang ngobrol sama Mama, beliau baik dan ramah!" Sahut Tiara sambil tersenyum ceria.
Tiara benar-benar senang karena Ibu Angga menyambutnya dengan hangat dan penuh kasih sayang. Ia merasa semakin yakin untuk menikah dengan Angga.
"Syukurlah kalau begitu. Ya sudah, ayok kita lanjutkan sesi perkenalannya dengan sauadaraku yang lain!" Kata Angga seraya menarik tangan Tiara.
"Ayok! Tapi, tidak perlu pegang tangan kan. Gak enak dilihat orang." Ucap Tiara seraya melepaskan pegangan tangan Angga.
Angga tersenyum dan mengangguk, ia tidak tersinggung karena ia tau tabiat Tiara.
Setelah itu mereka berdua ikut berbaur dengan keluarga Angga yang lain. Semua keluarga besar Angga menyambutnya dengan baik, secara Angga sudah memberitahu keluarganya kalau dia ingin menikah dengan Tiara.
Tapi, Tiara merasa bingung ketika melihat tingkah Angga dan sikap keluarganya yang memperlakukan Angga seperti anak yang nakal.
"Apakah Bibi calon istrinya paman Angga?" Tanya seorang gadis muda yang baru duduk di dekat Tiara.
Tiara langsung menoleh ke arah gadis muda itu sambil tersenyum. "Iya. Hehehe … Nama kamu siapa?"
"Nama aku Mely Bibi. Oh iya, paman Angga itu orangnya dulu nakal tapi sekarang dia sudah berubah, mungkin karena dia kenal sama Bibi." Ucap gadis muda itu sambil tersenyum karena ia mulai suka sama Tiara.
"Oh ya? Bibi baru tau loh. Terima kasih ya, sudah memberitahu Bibi!"
"Sama-sama Bibi! Semoga kalian cepat menikah. Hehehe … "
"Aamiin!"
Mely tersenyum melihat Tiara tampak semangat. Setelah itu ia pergi meninggalkan Tiara sendiri, karena Angga meninggalkannya ngobrol bersama tamu yang lain.