Chereads / Cinta Yang Dirindukan / Chapter 13 - Dokter Muda Dan Tampan

Chapter 13 - Dokter Muda Dan Tampan

Bagaimana dia bisa balikan, sementara dia masih teringat jelas bagaimana Ferdinan mencampakkan perasaannya begitu saja.

Ferdinan yang begitu lantang mengucapkan kalimat putus hanya demi perempuan yang baru dikenalnya. Perlakuan Ferdinan membuat Tiara berpikir kalau dia sudah dibuang seperti sampah yang tidak penting untuk dihargai perasaannya.

Kini tiba-tiba dia datang kembali dengan pengakuannya yang tak lebih dari sekedar angin lalu bagi Tiara.

'Dia mau kembali? Dia pikir hatiku ini apa? Tempat persinggahan?'

"Kamu benar kalau dulu. Aku ingin dia kembali, karena kenangan kami tidak mudah untuk aku lupakan. Sudah banyak kisah yang aku lalui bersamanya, susah senang kami hadapi bersama, janji sehidup semati kami lukiskan di dinding hati kami, tapi sekarang semua tinggal kenangan yang menyisakan puing-puing kepiluan dan penyesalan. Ferdinan sudah menancapkan luka yang teramat dalam di hatiku, dia juga sudah membuat beberapa kerusakan. Jadi menurutmu apa aku harus menerimanya kembali?" Tanya Tiara sembari tersenyum pahit.

Mendengar pertanyaan Tiara, Rasty hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum dan memeluk sahabatnya.

"Aku harap itu benar! Kamu tidak akan pernah kembali padanya lagi."

"InsyaAlah tidak akan mau balikan lagi. Dan juga, aku tidak akan membencinya selain menganggapnya bukan siapa-siapa."

"Bagus kalau begitu. Hehehe …"

Tidak lama setelah itu mereka berdua berhenti ngobrol saat seminar sudah dimulai. Semua orang terlihat sudah memenuhi tempat duduk masing-masing.

"Baiklah para Ibu dan Bapak Guru sekalian! Kita akan memulai acaranya. Hari ini pembicara kita adalah Dokter Spesialis Anak lulusan universitas ternama di Inggris dan mendapatkan banyak pengalaman dari UK. Dia pakar berbagai masalah pediatrik umum termasuk penanganan anak yang baru lahir hingga tumbuh kembang anak & remaja. Dia adalah Dr. Arya Wiguna MBBS, MRCP , FRCPCH. Kepada beliau dipersilahkan!" Kata MC itu.

Semua orang memberi tepuk tangan ketika seorang Dokter muda memasuki aula menggunakan jas dokternya dilengkapi dengan ransel hitam di punggungnya.

Seketika itu semua mata tertuju padanya terutama para guru perempuan yang masih gadis. Mereka dibuat terpesona oleh pembawaannya yang tenang di balik ketampanannya.

"MasyaAllah tampan sekali. Maha karya Allah yang begitu indah. Aku tidak menyesal datang hari ini, walaupun awalnya aku dipaksa oleh Kepala Sekolah. Tidak hanya tampan tapi jenius. Setahuku dibelakang mamanya itu adalah gelar yang dia dapatkan setelah menempuh pendidikan yang cukup lama di Inggris. Hehehe ... … " Ucap Rasty sambil berbisik di telinga Tiara.

Tiara yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya, langsung menoleh ke arah depan ketika mendengar bisikan Rasty.

'Bukankah dia lelaki di toko buku? Jadi, dia adalah Dokter? Dia terlihat sangat muda, tapi sudah memiliki banyak pengalaman?'

"Bagaimana kamu tahu?" Tanya Tiara.

"Google. Hehehe ... "Ternyata Rasty langsung searching di google ketika mendengar MC menyebutkan gelar Arya.

Tiara menarik nafas dalam. Ia menang tidak yakin jika Rasty tahu tentang pendidikan di luar negeri. Dan ternyata memang benar kalau pengetahuan nya itu berasal dari Google.

"Apa kamu tidak tertarik atau kagum gitu sama dia?" Tanya Rasty ketika melihat ekspresi Tiara yang biasa saja.

"Ahh … Percuma juga kita mengaguminya, karena dia terlalu tinggi untuk digapai. Ibarat kata, dia langit kita bumi. Jadi, aku tidak mau mengagumi manusia yang akan membuatku sibuk dengan fantasi ku tentang dia" Jawab Tiara sembari menoleh ke arah Rasty.

"Kalau Allah berkehendak, dengan Kun Fa Yakun Nya, maka yang terjadi, terjadilah dengan kuasa-Nya. Siapa tau dia jodohmu kan kita gak ada yang tau takdir. Hehehe ... " Ucap Rasty cengengesan.

"Hahaha … Kakak terlalu berlebihan. Bagaimana mungkin dia bisa menjadi jodoh saya. Coba pikir, dia itu Dokter dan masih muda selain itu tampan pula. Ya gak mungkinlah dia mau sama saya yang hanya seorang Guru biasa dari Desa. Biasanya Dokter maunya nikah dengan sesama Dokternya. Ya sudah, daripada kita mimpi ketinggian lebih baik kita simak penjelasannya biar kita bisa menyampaikannya ke para siswa dan siswi kita dengan benar!" Tiara merasa bercanda nya Rasty terlalu mengada-ada sehingga ia tertawa.

"Baiklah!" Rasty tidak tahu harus berkata apa lagi sehingga ia memilih untuk berhenti menggoda Tiara.

Setelah itu, Tiara dan Rasty fokus dengan materi yang disampaikan oleh Dokter Arya.

Seminar berlangsung dengan lancar, penjelasan yang diberikan Dokter Arya sangat detail dan mudah dimengerti.

Tepat jam 12:00 seminar akhirnya selesai. Tiara dan Rasty bergegas keluar dari Aula, setelah itu mereka pergi menuju Masjid Agung Al-Mujahidin yang merupakan Masjid paling indah di Selong dengan halaman yang luas dan taman bunga yang cantik, cocok banget untuk menikmati angin segar sehabis melaksanakan sholat. Jaraknya dengan Gedung Wanita juga tidak terlalu jauh. Masjid ini pula tempat favorit mereka berdua yang wajib dikunjungi kalau sedang berada di Selong Lombok Timur.

Setelah selesai sholat. Rasti dan Tiara duduk-duduk di serambi Masjid sambil menikmati angin sepoi yang lembut membelai wajah mereka.

"Ra, kalau Ferdinan menghubungimu lagi, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Ratsy sambil melirik Tiara yang baru saja selesai membaca Al-Qur'an imut miliknya.

Dengan senyum Tiara berkata,

"Menghadapinya seolah tidak ada yang terjadi"

"Jawaban yang cerdas. Dan itu baru sahabatku. Hahahaha … "

"Oh ya, setelah ini kita mau ke mana? Mumpung masih siang?"

"Bagaimana kalau kita ke pantai Labuhan Haji? Katanya di sana bagus banget." Jawab Tiara dengan antusias, secara dia sangat menyukai pemandangan pantai bahkan tidak jarang dia mandi di laut.

"Setuju banget. Aku juga sudah lama tidak pernah ke pantai dan belum pernah ke pantai Labuhan Haji sih. Apa kamu tau jalannya?" Kata Rasty dengan penuh semangat.

"Aku juga belum pernah ke sana. Tapi, aku pernah ke Kruak yang satu jalur dengan pantai itu.

"Ya sudah deh, kita jalan aja dengan bermodalkan Bismillah he. Kalau nyasar kan bisa nanya sama warga." Ucap Rasty.

"Oke, berangkat … " Sahut Tiara dengan semangat.

Setelah itu mereka berdua berangkat menuju pantai Labuhan Haji dengan gembira sebab jarang-jarang mereka bisa pergi liburan. Walaupun cuman berdua itu tidak jadi masalah buat mereka.

Beruntung mereka bertemu orang baik yang mau menunjukkan jalan menuju pantai itu. Setelah sampai, Rasty dan Tiara benar-benar senang. Meskipun panas, tapi mereka tetap bisa menikmati pemandangan dan mengambil foto di area-area yang mereka anggap indah.