Pagi-pagi sekali Aneska menelepon Mas Kinan untuk menjemputnya. Setelah itu, Aneska memasukkan ponsel dan dompetnya ke dalam tas lalu bergegas untuk ke bawah. Menunggu Mas Kinan menjemputnya.
Langkahnya berjalan melewati ruang televisi. Reygan masih tertidur di sofa dengan wajahnya yang terlihat damai. Aneska tersenyum getir, bahkan Reygan bisa-bisanya pulas tertidur di saat malam tadi Aneska susah untuk terpejam. Mungkin wajahnya Reygan juga akan selalu damai ketika Aneska pergi dari kehidupannya.
Reygan akan merasa damai karena tidak ada lagi perempuan kekanakan yang mungkin selalu menyusahkannya. Tidak ada lagi yang menangis karena hal sepele. Tidak ada lagi yang minta dibujuk-bujuk ketika sedang merajuk. Tidak ada yang selalu dimintai pegangan tangan ketika sedang jalan berdua. Semua gangguan itu akan hilang, berganti ketenangan untuk Reygan.
Intinya, Reygan akan damai ketika tidak bersama Aneska.
Semuanya kembali ke awal.
Damai dengan kehidupan masing-masing.