Hamparan kabut yang semula membentang sejauh mata memandang, perlahan kian menipis. Jendela di sampingnya mengembun. Dia terus terjaga sejak semalam, ketika meninggalkan bandara Charles de Gaulle. Lima belas jam penuh, dia membunuh waktu dengan menatap hanya jendela, mendengarkan musik dan mengenang beberapa hal yang telah lalu.
Berjalan melewati pintu kedatangan, Aneska tidak perlu mencari siapa yang penjemputnya. Dia pulang tanpa kabar. Ini pun mendadak. Tidak terlintas di pikirannya sebelunya, dia punya waktu untuk pulang hanya sehari saja. Jadwal syuting berikutnya di Singapura, sehingga beberapa kru termasuk dirinya dan Genta menyempatkan pulang walau sebentar.
Bisingnya bandara segera menyambut. Percakapan-percakapan yang random. Ada pelukan hangat dan air mata. Tempat pertemuan dan perpisahan. Tertawa dan menangis seperti menjadi rutinitas tempat ini. Hal yang mungkin banyak orang abaikan tapi direkam baik oleh pilar dan dinding bandara di waktu bersamaan.