Sebuah tepukan terasa di pipinya. Awalnya pelan, membuai, lama-lama menjadi kasar. Reygan sontak membuka mata. Mengerang pelan ketika mendapati wajah Kiki begitu dekat.
Reygan menendang kaki Kiki menjauh. Dia siap berbalik, mencari posisi nyaman. Tapi timpukan bantal di kepala membuatnya kembali terjaga. Sedetik. Dua detik. Ini bukan sofa di apartemen, di kantor atau di restoran Adriana. Bukan juga di rumah Kiki.
Setelah mengerjapkan mata berkali-kali, akhirnya dia sadar ini di mana.
Reygan menoleh. "Gue tidur berapa lama?"
"Dua jam mungkin?"
"Serius?!" Reygan refleks bangun dan berganti posisi duduk. Mengernyit ketika pusing langsung mendera. "Ari sama Rani udah balik?"
Kiki yang bersedekap, hanya geleng-geleng sambil mendecak. "Jelas belumlah, Anes aja baru dateng."
Tahu bagaimana ekspresi Reygan sekarang?
Kedua matanya yang memerah melebar seketika. Wajah yang semula suntuk, mendadak berbinar. Mengusap wajah. Tergagap. "A-Anes ... pulang? Dia di sini?"