Aneska ternganga menatap lelaki di depannya. Sulit dipercaya.
"Bilang apa kamu, Rey?"
"Aku cinta sama kamu."
"Bilang sekali lagi."
"Aku cinta kamu."
"Jangan bercanda!"
"Aku serius." Reygan berkata tegas. Menatap Aneska dalam. Tidak membiarkan Aneska melepas pandangannya. "Jadi, berhenti mencemaskan lelaki lain. Berhenti tersenyum dengan lelaki lain. Dan berhenti mencintai lelaki lain."
Aneska ingin menampar dirinya sendiri demi meyakinkan jika dia salah dengar. Peduli setand engan wajahnya yang terlihat bodoh. Ponsle yang masih tergeletak di atas karpet sudah rdup layarnya. Aneska membiarkan.
"Makan malam sudah sia-" Kalimat Adriana menggantung. Dia berhenti di pintu yang terbuka. Sedikit bingung dengan situasi antara kakaknya dengan Aneska. Keduanya hanya saling tatap dalam diam.
"Kenapa, Dri?" Reygan bertanya tanpa mengalihkan pandangan.
"Makan malam udah siap." Adriana mengulangi lirih.