"Beneran kan! Gue kebelet!" Kiki mengeluh sambil mengedarkan pandangan mencari tanda toilet berada.
"Gue bukan google maps ya. Sabar." Ari sudah kembali ke meja mereka setelah merasa di meja Rani suasana mendadak canggung dan aneh. Bukan karena dia menjadi demestos nomos. Hanya saja ... tahulah, Ari juga tidak paham.
"Ya mana ada?"
"Ke SPBU sebelah aja. Lebih deket ini." Adit mengusulkan.
"Udah, udah. Gue udah nemu tulisan toilet." Dengan heboh dia meninggalkan kursinya dan lari ke sayap kiri gedung yang rasanya sedang lari maraton.
Dari sisi wajah Sonia, Reygan bisa melihat beberapa meter di belakangnya adalah tempat di mana perempuan itu duduk. Sejak tadi, dia menahan diri untuk tidak menoleh ke sisi kanannya. Bahkan ketika dia menyadari bagaimana Aneska menatapnya.
Atau hanya dirinya saja yang terlalu percaya diri? Tidak. Dia bisa merasakan detak jantungnya yang menggila tadi. Hingga dia takut akan mati di tempat.