"Tadi Mbak Anggun streaming. Kedengaran sampai ke meja aku."
"Oh, kirain." Aneska kemudian meringis. "Kok tahu jadi trending? Dari Mbak Anggun juga?" Tunggu, kenapa pula dia harus memperjelas?
"Orang-orang di divisi aku up to date. Suka pada update mana-mana yang lagi happening. Jadi, gimana rasanya mewawancarai beliau?"
"Secara pribadi, beliau ramah dan baik. Yang memukul rata kan sebenarnya dia ada di kubu mana. Di bawah bendera partai mana. Mau nggak mau, ikut terbawa imej parpol."
Belum ada tanda-tanda hujan akan reda. Sampai sebuah mobil sedan hitam mendekat ke arah keduanya. Sorot lampunya membuat silau, sampai Reygan meyipitkan mata. Aneska sudah mendumal karena tahu siapa yang kini berada di balik kemudi.
TIN ... TIN!!
Aneska dengan sebal mendial satu nomor. "Turun, Mbak. Nggak usah norak mainin klakson gitu!"
Yang ditelepon kemudian mematikan mesin mobil. Dengan sangat hati-hati, karena mengenakan high heels, dia melangkah cepat ke arah gerbang.