Mobil-mobil telah memenuhi halaman rumah ketika Aneska keluar dari taksi. Sambil terheran-heran, dia melangkah melewati halaman. Menuju pintu depan yang sudah terbuka dengan lebar. Aneska melepas sepatu di teras ketika satu sosok berlari kecil ke arahnya. Di belakangnya juga sudah ada Mas Kinan.
"Acara apa, Mas? Kok gue nggak tahu apa-apa, ya?" Aneska bahkan mengabaikan Kenzi yang kini sudah menggelayut manja di kedua kakinya hingga dia tidak bisa lagi bergerak ke mana-mana.
"Nanti lo juga tahu. Langsung naik aja sana terus temuin Maya di kamar." Kinan masih mencoba untuk melepas tangan Kenzi yang memeluk erat kaki tantenya. "Sama papa dulu, yuk. Biarin Tante Anes mandi dulu."
"Tanteee ... kangen." Kenzi mendongak, dia malah merajuk. Bocah itu terang-terangan telah mengabaikan papanya yang masih menarik lengannya, enggan melepas.