"Rey, yakin lo nggak nyesel ikut mereka main?" Kiki bertanya di sela kunyahan di mulutnya.
Reygan malas sekali sarapan. Kiki tadi membeli bubur ayam yang kebetulan lewat di depan rumah. Bubur ayam milik Reygan masih utuh, bahkan belum tersentuh sama sekali. Reygan sudah bilang jika Kiki boleh menghabiskan bubur ayam miliknya.
"Lo lagi ngomong sama Anes?" Kiki bertanya kesal. Sejak tadi yang dilakukan Reygan hanya duduk di sofa ruang tengah sambil mengelus punggung Anes di pangkuannya. Yang dielus juga terlihat manja, tahu saja kalau yang mengelus adalah lelaki tampan.
Seminggu ini Reygan sering memangku Anes seperti itu. Kadang, Reygan akan mengajak Anes juga bicara. Meski yang diajak bicara hanya mengeong tidak jelas. Kiki sempat khawatir kalau Reygan kena sawan atau ketempelan di jalan.
"Gue dari tadi diam. Apanya yang ngomong? Gue belum punya kekuatan untuk bisa ngomong sama kucing!"