Setelah beberapa saat menunggu mereka menenangkan diri, aku meminta mereka untuk melepaskanku untuk kembali kevila.
"Kakak, sekarang tolong lepaskan aku !!" kataku.
"Tidak !" jawab Yeong-sik.
"Aku tidak akan pergi, jadi lepaskan aku." kataku lagi.
"Tidak mau !!" jawab Kwang-il.
"Apa kalian akan tetap seperti ini sampai kita pulang !?" tanyaku kepada mereka.
"Iya !!!" jawab hyuk-ji.
Setelah memperdebatkan hal ini, aku telah memutuskan untuk membiarkannya dan pamit kepada penonton yang dari tadi melihat kami.
"Umm...., teman-teman. Seperti aku harus kembali bersama kakak-kakakku dan berjalan dengan kalian lain kali. Maafkan aku !" aku meminta maaf kepada mereka dengan menyesal.
"Tidak apa-apa, kami mengerti apa yang terjadi kok." kata Ji-won perempuan yang selalu tenang.
"Iya, sekarang kamu urus saja kakak-kakakmu itu." kata Soo-jin.
"Bagaimana jika besok kami akan datang mengunjungi kalian." usul Hyun-ki bijaksana.
"Tentu saja, kalian bisa datang besok. Aku senang jika kalian akan datang." kataku senang.
"Syukurlah, kalau begitu kami akan datang besok pagi." Kata Hyuk-ki.
"Kalau begitu sampai jumpa besok. Ayo kita pergi kakak !!" salamku dengan membawa pergi kakak-kakakku.
"Sampai jumpa" Dong-sun
"Semoga beruntung" Areum.
"Berhati-hatilah" soo-jin.
"Sampai jumpa besok" Ji-won.
Semua teman-teman kami mengucapkan sampai jumpa dan melambaikan tangan mereka hingga kami berjalan menjauh.
Saat kami tiba divila kakak-kakakku melepaskank dan kami duduk disofa. Setelah diam beberapa saat.
"Aku akan pergi mandi." kata Kwang-il.
"Aku juga ingin mandi." kata Hyuk-ji.
"Aku akan menyiapkan sarapan." kata Yeong-sik.
Aku tetap duduk diam disofa dan menonton TV sambil sesekali melirik kearah Yeong-sik yang sedang memotong sayur untuk memasak Kimchi bokkeumbap.
"Kakak..., apa yang terjadi padaku saat sebelum kecelakaan ?" tanyaku kepada Yeong-sik hingga dia terkejut dan melukai jarinya.
"Ack !!!" Yeong-sik berteriak kesakitan.
"Kakak !!! Apa kamu baik-baik saja !? Tunggu sebentar aku akan mengambil kotak P3K !!!" Kataku dengan panik dan mencari kotak P3K.
"Kakak, duduklah disofa dulu !!" kataku.
"Tidak usah, ini akan baik-baik saja jika aku mengecupnya." kata Yeong-sik dengan tenang.
"Baik-baik saja apanya !? Darahmu itu sudah keluar banyak sekali !! Cepatlah duduk !!" kataku memarahinya.
"Ba-baik !" jawabnya dengan gelisah.
Sambil mengobatinya aku melihat ada beberapa bekas luka cakaran dilengannya dan menanyakan
"Apa sebelum hilang ingatan aku bersikap buruk ?" tanyaku dengan serius kepada Yeong-sik
"....., tidak. Kamu tidak pernah seperti itu." jawabnya sambil melihatku dengan sedih.
"Lalu, bekas apa yang ada ditangan kakak ?" sambil memegang lengan dan tangannya aku menatapnya dengan sedih.
Untuk beberapa saat kami berdua diam sambil bertatapan.
"Apa yang terjadi ?" tanya Kwang-il bingung dengan apa yang terjadi.
"Aku tidak tau, aku baru selesai mandi !" jawab hyuk-ji sambil menggelengkan kepala.
Setelah lama diam Yeong-sik akhirnya mengeluarkan suaranya.
"Kamu mengalami depresi, depresi yang sangat berat." katanya sambil menatapku dengan sedih.
Saat mendengar ucapan Yeong-sik, reaksi terkejut tidak ada padaku saja tapi kepada Kwang-il dan hyuk-ji. Mereka yang terkejut mencoba menghentikan Yeong-sik dan dihentikan olehnya. Yeong-sik terus menceritakan apa yang terjadi pada kehidupan yang Bong-ki jalani sebelum kehilang ingatan. Dengan mengikuti alur cerita, Kwang-il dan hyuk-ji juga ikut menceritakan semua yang terjadi. Sambil menceritakan cerita itu kepadaku mereka mulai menangis. Karena beberapa alasan aku memilih mengurung diri dikamarku setelah mengucapkan terima kasih kepada mereka karena sudah menceritakan kepadaku hal yang terjadi.