Chereads / The Grand Duchess Went To Another World / Chapter 4 - Dalam Dekapanmu

Chapter 4 - Dalam Dekapanmu

"-ang" "...-yang" "...Sayang" "Lee Bong Ki"

Aku terkejut dan melihat mereka yang khawatir padaku.

"Apa yang terjadi, apa kau baik-baik saja?" tanya mereka.

"Ah, maafkan aku. Aku baik-baik saja. Jangan khawatir." Aku tersenyum tipis dan canggung.

"Benarkah, kau sungguh baik-baik saja?" tanya kak Hyuk ji.

"Aku sungguh baik-baik saja." jawabku.

"Kalau begitu, ayo masuk !" seru kak Kwang il.

Mereka menarik dan membawaku masuk.

"Selamat datang Tuan, Nyonya, para Tuan Muda, dan Nona !!!" seru para pelayan dengan hormat.

Aku terbelalak melihat apa yang ada didepan mataku dan sangat terharu. Aku menyadari bahwa aku tidak perlu khawatir aku tidak akan diterima oleh mereka. Itu hanyalah ilusi dari kekhawatiran yang seharusnya tidak aku pikirkan.

"Aku pulang !!" aku berteriak dengan senang.

"Selamat datang dirumah !!" seru mereka padaku.

Aku kembali kekamarku sendiri dan berbaring ditempat tidurku. Aku tertidur dan memimpikan sesuatu.

"Hiks, hiks. Kenapa...kenapa...bukankah aku sudah bilang padamu tetap disana !?" tanya pria yang kulihat sebelumnya.

Aku melihat pria yang sebelumnya aku mimpikan dirumah sakit. Dia sekarang menangis sambil menopangku dengan sedih. Entah kenapa saat melihatnya menangis membuat hatiku sakit.

"Maaf, tapi...aku tidak bisa...kehilangan seseorang yang...aku sangat sa...yangi lagi." aku menjawabnya sambil merintih sakit.

"AKU-Aku, aku juga tidak ingin kehilangan orang yang aku sayangi. Kenapa kamu seperti ini ?. Apa kamu pikir aku tidak bisa menyelesaikan hal ini !?" bentak pria itu dengan nada sedih.

"Aku...egois, aku tau itu. Aku tidak ingin kehilanganmu...tapi aku malah membuatmu kehilanganku." aku meneteskan air mataku.

"Tapi, aku...bahagia, aku sangat...bahagia. Akhirnya aku...bisa melindungi orang...yang aku sayangi." aku tersenyum dan memegang pipinya.

"Aku...sangat...sen..ang" aku menjatuhkan tanganku dari pipinya dan ....

"Ti...tidak..tidak...TIDAAKK" Ia berteriak dan menangis menjadi-jadi.

"Kumohon...jangan tinggalkan aku. Bangun, kamu harus bangun !!" merintih dan terus menangis.

"Hiks...hiks, sekarang...apa gunanya aku hidup. lebih baik...aku juga mati. Lagipula...tidak ada yang menungguku disini !!" katanya yang sudah menggila.

"Sayang, tunggulah aku. Aku akan pergi dan menemanimu." sambil memegang pedangnya, dia menusuk kearah jantungnya.

"TIDAAKKK.....hah...hah...hah..." Aku terbangun dari tidurku dengan nafas yang terasa sesak dan meneteskan air mata.

"Apa yang terjadi !?" pintu kamarku didobrak dan aku melihat kakak-kakakku khawatir.

"Bong-ki !!" Teriak kakak-kakak berlari kearahku.

"Hah...hah...hiks..." nafasku sesak dan terus menangis.

"Kakak...kakak...hiks...hiks" aku menangis dan memeluk kak Yeong Sik.

"Sayang, ada apa ?. Jika kamu tidak mengatakannya kepada kami, kami tidak tau apa yang terjadi padamu !" tanya kak Yeong-sik dengan lembut dan membelai rambutku.

"Hiks...kakak. Aku...aku ingin mencarinya !!. Hiks...dia mengikuti kesini. Karena aku, dia...dia...

hiks...hiks...hwuuaaa." aku merengek kepada kakak-kakak yang tidak mengerti yang aku bicarakan.

Aku menangis hingga tertidur kembali dan kak Yeong-sik meletakanku ketempat tidurku.

"Apa yang sedang dia bicarakan ?" tanya Yeong-sik.

"Aku tidak tau mengenai ini !" jawab Kwang-il.

"Bukankah dia hilang ingatan ?" tanya Hyuk-ji.

"Kita akan tanya apa yang dia bicarakan saat dia sadar nanti !!" usul Yeong-sik

"Bagaimana jika Bong-ki tidak ingin mengatakannya !?" tanya Kwang-il.

"Kalau begitu, kita tidak memiliki alasan untuk menanyakannya lagi !!" jawab Hyuk-ji.