Bab 398
"Gak usah Ma, anggap aja sedekah. Yang penting Mama harus awasi dia jangan sampai dia mengambil barang-barang dirumah ini!" ingatku pada mertuaku.
"Iya Fa, maafkan Mama ya tadi siang Mama teledor," pinta Mama dengan wajah malu.
"Sudah Ma, gak papa. Dhifa ikhlas kok, tapi harus diawasi biar gak makin ngelunjak dia!"
Mama tersenyum malu, aku pamit istirahat di kamar. Lumayan lelah hari ini, aku harus menyelesaikan sedikit masalah pada kantor cabang yang ada di daerah.
Drrttt ... Drrtt... Aku mengambil ponselku yang ada didalam tasku.
"Assakamualaikum, lagi sibuk Fa?"
Aku mengernyitkan keningku mendengar pertanyaan dari Mas Riko.
"Waalaikumsalam, gak Mas. Ini baru selesai makan malam," balasku.
"Ohh kirain masih di kantor."
"Gak kok, ada apa ya Mas?"
"Hanya ingin ngobrol aja, oh iya gimana keadaan mantan suami kamu itu?"
"Gak tau Mas, kemarin siang waktu kutinggal masih diobati luka-lukanya," jawabku.
Lalu hening, Mas Riko diam dan aku menunggunya bicara.