Bab 393
"Mas Riko, are you okey?" tanyaku khawatir.
"Oh I'm fine. Sorry!" jawabnya lirih.
"Yakin?"
"Sure, Mas hanya sedang teringat anak dan istri saja," jawabnya lagi.
"Oh, begitu. Suami yang baik. Tetap mengingat anak dan istri meskipun sedang berada di luar rumah," ucapku tanpa bermaksud memujinya.
Mas Riko tampak memandangku dengan tatapan aneh, kemudian tersenyum padaku.
Aku memang tak mengetahui latar belakang Mas Riko. Dia teman sekolahnya Mas Dera.
Suara panggilan untukku terdengar, aku dan Mas Riko memasuki ruangan sidang. Jantungku berdetak tak karuan.
Sampai di dalam ruangan sidang Mas Riko mengajakku duduk di kursi yang sudah disediakan. Kami menunggu kehadiran Mas Fatan. Selama menunggu aku membaca doa-doa dalam hati agar semuanya lancar.
Setelah ditunggu selama 10 menit tapi Mas Fatan tak kunjung datang akhirnya sidang dimulai.
Tak lebih dari 10 menit sidangku sudah selesai. Sidang kedua berlangsung dua minggu lagi.