Bab 382
Pov Fatan.
"Mas bangun! Sudah siang!" teriak Irene dari dapur.
Aku membuka mata, kulirik jam di dinding. Aku bangkit, mengucek mataku sebentar lalu keluar dari kamar.
"Kok malah keluar sih Mas, mandi gih," suruh Irene kesal.
"Iya Sayang, cium dulu dong!" Aku mendekati Irene yang sedang sibuk memasak.
"Ihhh jorok kamu Mas, masih bau jigong main nyosor aja!" elak Irene.
Aku tertawa lalu masuk kekamar kembali.
"Ada apa sih Ren, dari tadi berisik aja!"
Ibunya muncul sambil bersungut-sungut.
"Biasa Bu, mantu Ibu itu kalau gak dikerasin gak bergerak. Lelet banget jadi kesal!"
"Jangan terlalu keras kamu, nanti dia bosan terus balek ke Bini tuanya nyesal kamu!"
"Gak akan Bu, tenang aja!" sahut Irene dengan sombongnya.
"Oh ya hari ini jadi kalian mulai ngantor?"
"Jadilah Bu, sudah hampir sebulan kami libur. Untung dari sana gak ada protes, Mas Fatan juga heran kenapa sekretarisnya gak pernah laporan atau minta tandatangan dia. Makanya hari ini kami masuk kantor."