Bab 334
Kedua orang itu masih menatapku dan Kiara dengan tajam. Sedangkan Kiara malah tersenyum yang aku tak suka melihatnya.
"Fadli, kenapa kamu berbohong? Bukankah kita tadi sedang—"
"Tutup mulut kamu, Kia! Jangan sampai mereka menuduh kita yang macam-macam!" bentak Fadli memotong ucapan Kiara.
"Kami jadi curiga dengan kalian berdua, sebaiknya ikut ke kantor Dekan sekarang juga!"
Fadli masih berusaha membela dirinya, tapi kedua orang itu malah men merekaarik tangannya dan Kiara ke kantor Dekan. Beruntung sekali di swpankanhorong menuju ke kantor Dekan tidak ada mahasiswaku yang melihat kejadian itu.
"Kian tunggu di sini, kami akan panggil Pak Dekan sekarang!" titah petugas kebersihan tersebut. Dia menyuruh temannya untuk menjaga Fadli dan Kiara di depan kantor agar keduanya tidak kabur.
"Apa-apaan ini, Kiara? Kamu sengaja ingin menjebakku, ya?" bentak Fadli begitu kedua orang tersebut keluar dari ruang dekan.
Kiara menundukkan wajahnya lalu mulai menangis.