Bab 218
Minggu pagi aku dan Dea membersihkan taman di depan rumah. Aku menyiram bunga Anggrekku yang mulai berputik. Sementara Dea menyiram halaman lebih tepatnya sih main air.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, ada apa kemari Mas?" tanyaku pada mas Rasyid.
Entah kenapa akhir-akhir ini dia sering datang kemari. Alasannya rindu pada Dea anaknya.
"Mas kangen sama Dea dek," jawabnya.
Tuh bener kan perkiraanku.
"Kita ke Kebun Binatang yuk, ajak mama sekalian."
Aku melotot tak senang, tapi mas Rasyid malah tersenyum.
"Asyik, ayok mah kita pergi sekarang! Dea bersemangat sekali.
"Duh maafin mama ya sayang, mama gak bisa. Dea pergi sama papa aja ya."
Dea mengangguk sementara Mas Rasyid kelihatan sangat kecewa dengan penolakanku. Akhirnya mereka pergi berdua dan baru kembali saat hari hampir Maghrib. Dea langsung berlari kedalam dan mas Rasyid hendak menyusul masuk juga.
"Mas mau kemana? tanyaku sambil menutup pintu dari luar.