Bab 136
Malam semakin merambat naik untuk bertemu dengan sang fajar. Suasana di kediaman Intan juga sudah sepi karena para penghuninya telah terbuai dalam mimpinya masing-masing.
Mimpi indah yang akan membuat mereka tersenyum. Namun, tidak demikian dengan Hafizah, seperti biasanya, mimpi buruk itu selalu datang menghantui dirinya.
Hafizah tidur dengan gelisah, keringat dingin membasahi wajah dan tubuhnya. Sampai akhirnya dia terbangun dengan napas ngos-ngosan, Hafizah berusaha mengumpulkan lagi kepingan ingatannya sampai akhirnya dia bisa mengendalikan dirinya.
"Mimpi itu lagi! Aku capek ya, Allah!" pekiknya sambil menangis. Dia terduduk di tempat tidur sambil terus menangis menumpahkan semua rasa kesalnya. Setelah dirasa puas, Hafizah pun menghentikan tangisnya.