Bab 108
Entah berapa lama aku menangis dengan posisi berjongkok seperti itu. Kakiku rasanya sampai mati rasa, hingga aku pun terduduk dengan lemas di lantai.
Ponselku sudah berdering entah berapa kali sejak tadi. Namun, aku tak ada niat untuk berdiri dan menjawab panggilan yang entah dari siapa. Hatiku sangat kalut, ancaman dari pengacaranya Mas Gupta tadi sebenarnya sangat mengganggu pikiranku.
Aku takut jika semua orang tahu ain yang sudah kusimpan selama ini. Bagaimana dengan reaksi Mas Rangga nanti jika dia sampai mengetahuinya.
Aleysa juga akan terbawa dalam masalah ini. Orang-orang akan mulai mengaitkan tentang kemiripan wajah kami. Kasihan dia jika sampai di-bully oleh teman-temannya nanti.
Aaarrrggghhh!
Aku berteriak tertahan, dadaku terasa waktu dan sesak. Aku pusing, aku butuh seseorang untuk mendengar semua keluh kesah ku.