Bab 107
"Semuanya bagus dan normal, hanya tekanan darah mbak saja yang sangat rendah. Banyak istirahat, ya!" ucap dokter berwajah tampan itu sambil tersenyum.
"Terima kasih, Dokter," balasku.
Setelah selesai memeriksaku, dokter tersebut pun keluar dari ruangan.
"Suster, siapa yang mengantarkan aku ke sini? Sudah berapa lama aku tak sadarkan diri?" tanyaku pada suster yang masih berada di dalam ruangan.
"Oh, Pak Rangga. Dia sedang ke masjid yang ada di depan rumah sakit. Mbak Intan sudah pingsan sekitar lima jam," jawab suster itu.
Oh, aku baru ingat. Sebelum pingsan, aku memang sedang bersama Mas Rangga.
"Lima jam? Jadi seorang sudah jam berapa?" tanyaku tak percaya.
Sebelum suster menjawab, aku sudah tahu jam berapa sekarang. Hampir pukul sebelas malam.
Tiba-tiba perutku terasa lapar. Wajar karena aku belum makan sebutir nasi pun sejak pagi. Aku ingat kalau pagi tadi hanya minum segelas teh manis dan sepotong roti seukuran telapak tangan bayi.