Bab 103
POV Intan
Aku langsung berlari keluar tanpa mengindahkan panggilan Mas Rangga. Sapaan karyawan lain juga tak kujawab, yang ada dalam pikiranku hanya satu. Aku harus secepatnya sampai di rumah.
"Intan, kamu kenapa?" tanya Mbak Memey yang baru datang. Kami bertemu di halaman parkir di depan kantor.
"Aku harus pulang secepatnya ke rumah Mbak. Ibuku dalam bahaya!" jawabku sambil berteriak.
"Bahaya gimana? Coba tarik napas dulu, biar jelas bicaranya!" kata Mbak Memey lagi.
Aku menarik napas, tapi bagaimana aku bisa tenang. Keselamatan ibu sedang terancam. Mas Rangga yang tadi mengejarku sudah tiba di dekatku. Langsung saja aku tarik dia ke mobil.
"Mas, cepat buka pintunya. Kita harus pulang sekarang juga!" teriakku makon histeris.
"Iya-iya. Sabar, Intan. Ini juga sedang dibuka," jawabku ikut gugup.