Bab 81
POV Arfan.
Berita yang disampaikan oleh tetangganya Yumi membuatku terkejut setengah mati. Dia ditemukan hendak bunuh diri dengan menyilet tangannya. Untung saja ada tetangga yang datang dan melihat kondisi Yumi yang sudah berlumuran darah.
Mereka segera membawanya ke ruang sakit dan dokter langsung mengobati lukanya. Nyawanya bisa tertolong, tapi kondisi psikisnya sungguh memperihatinkan. Yumi tak mau bicara dengan siapapun kecuali denganku. Oleh karena itulah, maka tetangganya menghubungi aku.
Aku datang bersama Aleysa, setelah menyalaminya Aleysa kuminta menunggu di luar kamar agar aku bisa bicara empat mata dengan Yumi.
"Mau kamu sebenarnya apa, sih, Yumi? Kenapa kamu selalu mempersulit hidupku?" tanyaku kesal.
Yumi memandang kosong padaku, kemudian menunduk dan menangis. Aku tak tahu harus berbuat apa selain membiarkannya menumpahkan kesedihannya dulu.
Setelah puas menangis, dia kembali mendongak dan berkata padaku kalau dia ingin menikah denganku.