Bab 78
Setelah kuceritakan semuanya, akhirnya mereka mulai paham dan mengerti. Kenapa Aleysa sampai memanggilku ibu.
"Ehm!" Deheman dari speaker yang berasal dari ruang manajer membuat kami membubarkan diri. Saking asyiknya bercerita sampai lupa kalau Pak Dion bisa melihat semua aktifitas dari CCTV yang layarnya ada di dalam ruangannya.
Aku kembali ke kasir, tapi pikiranku masih memikirkan Mas Rangga yang pergi tanpa pamit padaku. Kuharap dia memang kebetulan pergi karena ada panggilan mendesak. Entah kenapa, aku merasa nyaman saat berbincang dengannya.
***
"Marlina sampai ingin menginap lho, Nduk. Dia pengen banget ketemu kamu, kayaknya dan ada yang ingin dibicarakan gitu," kata Ibu saat aku pulang malam harinya.
"Iya, Bu. Aku juga merasa gak enak sama mereka. Tapi mau bagaimana lagi, Mbak Amel tiba-tiba gak masuk sebab anaknya keserempet motor. Jadi mau gak mau aku harus lembur menggantikan dia," ucapku merasa bersalah.