Bab 77
POV Intan
Aku baru selesai menghitung belanjaan seorang pembeli, ketika Rangga, pemilik dompet yang tertinggal kemarin datang untuk menemuiku. Aku sendiri tidak menyangka kalau dia akan kembali lagi.
"Isi dompetnya tidak ada yang kurang, kan, Pak?" tanyaku khawatir.
Jangan-jangan dia menemuiku untuk menuntut karena isi dompetnya sudah tidak utuh lagi.
"Oh, tidak. Semuanya masih lengkap. Saya datang Hannya untuk mengucapkan terima kasih secara langsung aja. Soalnya kemarin kita tidak bertemu, kan?"
"Oh, syukurlah kalau begitu. Saya pikir dompet bapak ada yang kurang," ucapku dengan lega.
"Oh, tidak, kok. Anyway, jangan panggil bapak, dong. Merasa sangat tua saya. Panggil nama saja, seperti yang saya katakan kemarin. Boleh panggil Rangga atau Baska juga boleh," protesnya.
"Sepertinya saya lebih muda sedikit, jadi saya panggil saja Mas Rangga, ya. Jadi Mas Rangga cukup panggil saya Intan saja, jangan Mbak Intan," protesku juga.