Bab 59
"Maksudnya gimana, Bu. Saya gak mengerti," tanyaku pura-pura tak tahu.
"Ini lho, bidadari di samping Bapak. Mbok dikenalkan sama kami," jawab ibu tadi seraya tersenyum jahil.
"Saya Yumi, Mbak. Teman lamanya Arfan," jawab Yumi mendahuluiku.
"Oh, cuma teman lama toh. Kirain ...."
"Eh, sudah bel. Itu Aleysa, ayo kita datangi!" ucapku pada Yumi memotong ucapan ibu bertubuh gemuk tadi.
"Eh, Pak Arfan. Kok malah kabur, klarifikasi dong!" serunya dari belakang.
"Kamu kenapa kok jadi salah tingkah begitu, Fan. Makin lucu wajah kamu, hi-hi-hi." Yumi yang berjalan di sampingku tampak tertawa senang.
Aku mempercepat langkah sampai dia harus berlari agar bisa berjalan di sampingku.
Aleysa tampak berjalan ke arahku. Namun, matanya fokus menatap Yumi yang sesekali menarik tanganku agar berjalan dengan pelan.
"Papa, kok Papa yang menjemput? Bu Intan mana" seru Aleysa sambil menyalamiku.
"Nenek sakit, jadi Bu Intan menemaninya di klinik. Ayo kita pulang!" ajakku kemudian.