Bab 62
POV Arfan
Intan sudah keluar dari kamar rawat ibunya. Aku merasa sikapnya mulai berubah padaku. Atau hanya perasanku saja. Sepertinya dia tak suka jika nama Yumi disebut oleh Aleysa. Buktinya tadi, senyumnya langsung hilang begitu anakku menyebut dan memuji Yumi.
Apa dia cemburu? Namun, rasanya tidak mungkin. Sebab dia juga mendukung rencana waktu aku menolak permintaan terakhir dari Mia itu. Jadi cepat kubuang rasa penasaranku. Mungkin Intan hanya sensitif karena sedang risau dengan kesehatan ibunya saja.
Aku juga kaget waktu batu pulang dari mal tadi mendapat kabar kalau Bu Mutia, ibunya Intan masuk rumah sakit karena pingsan. Aku merasa bersalah karena sedang tak ada di rumah saat itu. Bisa kubayangkan bagaimana paniknya Intan karena tak ada laki-laki di rumah saat itu.
Pak Dirman sedang izin untuk pulang kampung selama satu Minggu. Untung saja tetangga sebelah rumah baik karena mengizinkan sopirnya membantu intan saat itu.
