Setelah dokter Sefana keluar dari ruangan pribadinya. Aku dan Jose saling menatap diam. Lalu, tubuhku perlahan mengambil posisi dudukan di atas tempat tidur. Dan Jose membantuku untuk duduk lebih tegak.
Kepalaku masih merasa perubahan aneh, rasanya tersisa melayang.
"Gue mau denger semuanya." Aku meminta seakan mendesak Jose untuk mengatakan segalanya.
"Bukannya gue udah pernah bilang ke e lo, kalo gue cari tahu tentang lo di sini. Gue sengaja buat dokter itu buka mulut. Tapi dia masih menutup semua rahasia yang lo ceritain ke dia." Jose menjawab, dari kedekatan ini, aku bisa merasakan embusan napasnya.
"Terus." Aku kembali menyuruhnya menceritakan secara detail.
Jose menurunkan kepalanya, menangkup tangannya hingga membulat. Kemudian, kepalanya terdongak, menopang dagunya dengan kepalan tangannya bertautan. Dia menatapku lebih dekat, hingga kian terdengar jeda napasnya ke arahku.