Jose berdiri, dengusan napasnya terengah puas. Matanya menatap rendah sisi Adrian yang sudah terbaring lemah tak berdaya. Terlihat jelas, di lipatan jemarinya dilumuri oleh bercak darah.
Jose kemudian meninggalkan ruangan minim cahaya. Hanya tersisa dua pengawal, yang sedang memperhatikan pria itu tanpa ekspresi lebih.
Tatapan mereka tumpul, menganga terpukau, melihat aksi kasar dari bos mereka.
"Mau kita apakan pria ini?" Agam menoleh penuh kebingungan.
Yoanto menggeleng, terembus pelan, mengempis sangat dalam. "Sebaiknya, kita bawa dia, lalu obati dia."
Agam meranggul, lalu secepatnya meraih lengan badan Adrian. Yoanto tersadarkan dari lamunannya, "Eh, lagi ngapain lo?"
Agam malah menoleh bingung, terheran-heran karena sapaan dari Yoanto—sang atasannya. "Katanya mau diobatin?"