Oslan merenggangkan keberadaanya di sampingku. Aku tahu, dia pasti merasa kurang nyaman dari pertanyaanku. Dan secara kebetulan, aku terhibur karena ulahnya. Aku terus menuruni anak tangga, siaga, fokus ke setiap turunan.
Kami menghampiri sebuah koridor yang ada di sebelah bangunan. Oslan berhenti dan menyodorkan dua kunci kepada salah seorang wanita paruh baya. Penampilan wanita itu sangat norak, berikut dandannya yang begitu mencolok.
Aku hanya berdiri dan menunggu Oslan menyerahkan kunci ke si pemilik penginapan. Lalu, dia berputar hingga bergegas ke arahku.
"Yuk, kita ke rumah sakit dulu." Oslan melirik sejenak ke wajahku, lalu mengelak untuk bertahan lebih lama di hadapanku.
Sementara aku terlongong-longong karena keputusan pria itu yang sudah mendahuluiku. Tidak akan berdiam diri saja, aku langsung lepas landas dari bangunan ini menuju mobilnya. Kami meninggalkan lokasi penginapan.
