Ketika telingaku mendengar ucapan Jose yang kembali pada tujuannya. Kepalaku sontak menolak, menggeleng karena resah. Kakiku terangkat mundur, dua tanganku menyilang di balik punggung.
"Gila. Baru aja kita ketemu, lo langsung narik-narik gue di depan umum. Lo tau nggak, gue udah berusaha buat nunjukin keinginan gue yang selama ini ketolak. Entah karena gue takut, atau gue ngerasa aneh dalam hidup gue."
"Ya. Setelah pernikahan ini, gue jadi menderita."
Nadaku yang lantang terus berulang-ulang. Sepertinya, aku sudah melawan kekhawatiranku selama ini untuk mencoba kuat. Jose terpelangah, dia masih saja belum menyahut.
"Satu bulan penuh, gue jarang tidur, makan, atau lainnya. Demi pekerjaan ini, gue lakuin supaya hati gue nggak terganggu. Lo nggak akan ngerti kan maksud gue?!"