Aku lupa, karena baju piyama tidak dibawa ke rumah ini, sedangkan aku berdiri tepat di hadapan Oslan tengah berpakaian minim. Sontak mataku terkejut, menutup dadaku, lalu berkata.
"Oslan, sorry!"
Dur!
Aku mengentakkan pintu dengan keras, tertutup rapat. "Aaaww, nggak mungkin! Jose pernah bilang kalo pakaian ini nggak boleh diliat orang lain selain dia." Tanganku meraba nakal dadaku, hingga menggusar kepalaku. "Kacau!"
Dengan demikian, aku memutuskan untuk meninggalkan sosok Oslan di luar sana. Setiap lelaki pasti menyukai pemandangan seperti ini. Dan bodohnya, aku melupakan hal itu tanpa berpikir panjang.
Aku segera melepaskan seluruh pakaian dengan membersihkan diri di kamar mandi. Menyudahinya dengan pakaian yang lebih sensual lebih nyaman dan sopan. Tidak ada yang aku khawatirkan setelah semuanya telah aku sediakan dengan baik.
"Haaa, lega banget kalo udah ganti begini."