Sambil menunggu sore itu datang, Sefana menjadi peneduh hatiku sekaligus pelengkap. Akhirnya, aku akan menikmati suasana sore sepuas hati. Namun, tentunya ketika pasien tidak datang berkunjung ke tempat ini.
Di atas balkon penuh dengan kembang berwarna-warni. Klinik yang memiliki keindahan serta penyejuk pemandangan. Kami duduk di antaranya, sambil menatap bunga dengan sajian teh hangat di kala sore.
"Saya nggak habis pikir, kenapa saya begitu lama waktu bertindak? Setelah tahu kamu saudara saya, tanpa nungguin waktu berlarut lama. Mama Elina pun setuju dan siap menanggung semua akibatnya." Sefana menjelaskan, bagaimana dia merencanakan sesuatu untuk membantu sebaik mungkin.
Ibuku yang tadinya selalu merawat dengan baik, akhirnya pada penghujung cerita dia tetap menjadi yang terbaik.
"Mama terlalu baik, Kak."