Tempat tidur nyaman dengan selimut tebal, semuanya komplit dengan banyak bantalan empuk. Tepat di hadapan tempat tidur, seakan aku tidur sedang diawasi oleh kegelapan dari luar sana.
Jendela itu mengibarkan tirai jendela yang tipis, ada lembaran paling tebal masih ditekukkan di samping. Jose memajukan langkahnya sampai ke depan meja tulis lalu berputar dengan mengubah seluruh pandangannya.
"Lo suka kan?"
"Jose," lirihku takjub.
Aku mencoba menutup pintu kamar, hingga kami berada di dalam tanpa gangguan dari luar sana. Kakiku tidak sabar untuk menyaksikan ruasnya meja tulis yang sudah disiapkan oleh Jose saat ini. Dengan lampu bungkuk, kotak penyimpanan, hingga ada sebuah pot bunga mawar.
Semuanya indah, setengahnya nyaris menghipnotis diriku memandang sekitarnya.