Cukup singkat dengan sebuah kisah masa lalu dan tentunya cerita ini bukanlah sebuah dongeng belaka. Pertemuan di pagi hari menandakan seseorang peduli terhadap anggota keluarganya.
Aku masih menatap raut wajah kakak Sefana, ya ... aku sudah tidak ragu lagi untuk memanggilnya dengan sebutan 'kakak'. Kata panggilan yang selalu digunakan oleh orang kebanyakan. Kenapa aku tidak menggunakan nama 'Mbak' saja, seperti aku memanggil mbak Mina.
Ah, itu sangat berbeda. Bagiku, Panggilan mbak hanya digunakan untuk orang yang berketurunan orang Jawa saja, atau lebih utama untuk menyapa yang sesama yang tinggal di Indonesia. Sebutan mbak itu lebih terdengar sopan.
Tapi, dari garis keturunan, kami tidak memilikinya. Ayah dari ibunda kami datang dari Eropa, sedangkan nenek kami asli orang Betawi. Kemudian dari sebelah ayah berketurunan khas Sunda kental.
Jadi bayangkan sendiri, jika dicampuradukkan dengan perbedaan ras, suku, dan budaya. Akan menghasilkan darah campuran, bukan?