"Tega banget lo, Jose ninggalin gue sendirian di sini. Gue nyaris gila!" Setelah aku mengendurkan dekapan hangat dari seorang pria. Suami sementara ini lantas menatap sendu lagi bahagia.
Dua telapak tangan lembut Jose menekan erat bagian bahuku. Tatapanku masih terdongak tinggi, namun benih air mata sudah mengering habis. Tak dapat aku tunjukkan di hadapannya bahwa kemarin aku tersedu-sedu ketika menunggu seseorang menolongku.
"Gue ada di sini, tenang aja. Sekarang, kita nggak usah balik ke Jakarta maupun pergi dari Bali. Tapi, gue bakal bawa lo ke tempat yang bener-bener jauh dari orang rese'." Jose kembali menarik bidang bahuku, melekat lagi ke bidang dadanya yang hangat.
Kepalaku ditekan oleh dagunya mulai menggeser badan kepalanya, hingga kemudian menyentuh rambutku yang halus. Telapak tangannya terus menggeloyor di antara helaian rambut halus panjangku.