Seorang wanita separuh baya tampak menatap sekelilingnya dengan sedikit takjub. Bukan kemewahan yang menjadi titik fokusnya, melainkan kesejukan yang ditawarkan oleh tempat yang sedang dikunjunginya itu.
"Nyonya Elina, maaf, ya sudah buat Anda nunggu lama. Ada sesi konsultasi pasien yang tadi tidak bisa saya tinggal."
Suara tersebut tak ayal membuat wanita paruh baya yang tidak lain adalah Nyonya Elina itu menoleh ke kiri, ke arah sang pemilik suara.
Seulas senyum manis nan sedikit gugup dihadiahkan nyonya Elina. Di hadapannya, berdiri dokter Sefana yang juga menebarkan senyum kepadanya. Tanpa perlu dipinta, perempuan itu pun langsung duduk di hadapan sang tamu.
"Tidak apa-apa, Dokter. Saya maklum kalau seorang dokter hebat seperti Anda pasti memiliki banyak pasien setia," sahut Nyonya Elina berbasa-basi.
"Ah, Anda bisa aja. Kenapa belum diminum tehnya? Apa Anda tidak suka? Maaf, saya main ngirim minuman tanpa bertanya kesukaan Anda."