Cukup sudah menghabiskan waktuku bersama si pembantu rumah tangga. Kembali pulang agar tidak meluangkan banyak sisa hidup dengan pekerjaan berat. Pikiran lelah akan selalu terabaikan setelah aktivitas berhari-hari menjadi sempit.
Kamar dan tempat tidur adalah pilihan terbaik menuju malam.
Tanpa menunggu apakah besok datangnya hari yang cemerlang. Aku sudah dibangunkan terlebih dahulu oleh ketukan yang mengejutkan.
Tok! Tok! Tok!
Mataku sontak terlonjak, kepalaku sedikit mencongak ke depan arah pintu. Cahaya remah-remah sulit sekali memfokuskan penglihatan pada sumber suara, yakni papan pintu.
"Neng udah bangun belum? Ada yang cari eneng di bawah."
"Iya, Mbak. Saya baru bangun nih, sebentar."
Karena suara itu sempat mengentakkan seketika jantungku, kemudian dua kakiku terayun cepat menuju permukaan keras—lantai yang pastinya selalu dibersihkan.