Keadaan yang berbeda, di antara orang-orang berlalu, hingga posisi matahari masih saja terang-benderang. Aku dan Sesil sudah berpindah arah, kali ini kami sudah memasuki ke sebuah kafe—dimana dulunya ini merupakan tempat berkumpul bersama.
Di atas meja, ada beberapa gelas berisi minuman dingin segar beserta camilan mie panjang. Garpu yang sudah digenggam olehku mulai menggulung ujung mie hingga ke tengah.
Kebersamaan kami tanpa orang lain, termasuk dua pengawal yang tadinya selalu ada. Sesil dengan santainya menjilat ujung sendok es krim setelah menyantap pancake basah yang dilumuri oleh caramel.
Ujung lidahnya bergetar pelan, kemudian menelan hampir seluruhnya dari es krim berasa cokelat.
"Duh, liat lo makan pancake sama es krim jadi pengen deh."
"Pesen aja kali."
"Oke deh."