Pak Ducan masih duduk dengan tegang, sambil membungkukkan tubuhnya, seluruh tatapannya tidak berpindah juga. Di mana pembicaraannya yang mungkin belum selesai. Setelah berkata demikian, dia mulai mendongakkan dagu sembari menoleh ke atas meja.
"Oh, silakan diminum kopinya, Pak!" Tanganku cekatan menyuruhnya untuk segera menyesap kopi yang hampir dingin.
Pak Ducan pun menjulurkan satu tangan mengarah gelas berisi kopi tersebut. "Ah … saya minum dulu ya, kopinya." Basa-basinya cukup membuatku lebih tersadar.
Segelas kopinya nyaris seluruhnya ditelan oleh pak Ducan. Ujung jemarinya terlihat sedikit bergetar ringan. Namun aku hanya terdiam membisu sembari tidak menghiraukannya.
"Ah!"
"Kopinya cukup manis, saya takut jika cek gula darah nanti. Pasti angkanya akan naik, tapi nggak masalah karna jarang sekali saya minum beginian. Haha." Kekehannya cukup singkat, hanya sekilas getaran mulut lalu kembali mendatar.