Percakapan kami pun terputus.
Aku mendongakkan dagu ke depan sisi ruang kosong di tengah ruangan. Mataku berkelebat, tidak berhenti berkeliling. Jemariku mengangkat ponsel yang tidak terjadi apa-apa lagi.
Panggilan ini tidak lagi disambungkan kepada dokter Sefana. Sebenarnya, apa yang ingin disampaikan oleh dokter Sefana dengan kedatangannya?
Jam yang sudah menunjukkan lewat lima belas menit pun berlalu. Apakah aku harus meninggalkan sisi ruang tengah? Atau aku hanya harus menunggu dan duduk dengan tenang.
"Apa mobil yang tadi di depan itu kali ya?" tanyaku memiringkan kepala.
Jadi, aku lebih memilih untuk mendekati sofa panjang. Menunggu kedatangan dokter Sefana ke rumahku.
Tak beberapa saat aku duduk dengan tenang, bel pun berdering sesekali. Mbak Mina secepat kilat mengibrit ke ujung pintu, hingga keluar dari sana.
"Mbak," panggilku terdesak.
"Ya, Neng."