Masih di lantai dua, barulah kami menuruni anak tangga menuju lantai paling bawah. Di mana bangunan ini terlihat seperti penginapan pada umumnya. Namun ternyata, bangunan ini dipenuhi oleh beberapa kepala rumah tangga.
Mungkin, pak Ducan sengaja menyulap bangunan ini menjadi sebuah hunian bagi orang yang membutuhkan tempat tinggal. Pada umumnya, orang yang sudah berumah tangga, atau kaum single.
Kami sampai di depan pintu masuk. Setelah berpisah dengan bangunan ini, di hadapan yang tidak jauh dari keberadaan bangunan. Mobil Jose masih terparkir di antara taman depan. Jose menghentikan langkahnya ketika dirinya hendak mendahului langkahku.
"Kenapa?" Aku mulai penasaran kepadanya.
Jose kemudian berbalik badan, menaruh dua tangan di saku jas hitam. "Gue heran, kenapa lo bisa selupa itu?" Jemarinya naik dengan alis yang sama tinggi. Kepalanya agak tunduk, lalu berpindah menatap wajahku sepenuhnya.