Jose yang baru saja bangkit, kemudian mengalah karena tarikanku cukup erat. Lengannya diapit oleh sebelah tanganku. Entah kenapa? Tatapanku jadi berubah seketika. Karena jantung ini, sepertinya ada tanda yang meminta hasrat terpendam.
Jose tidak bergetar saat menatapku, begitu pun sebaliknya. Lalu, tubuhnya membungkuk, hingga dia menjatuhkan sisi beban ke atas kursi sofa, tepat di sampingku. Bibirnya langsung menyosor bibirku dengan cepat, melumatnya perlahan, menggeliat seluruhnya.
Di dalam otakku, hanya ada buah perasaan yang terungkap tanpa kata-kata. Jose merampas kepalaku, memegangnya dengan erat. Kami berdua, bercumbu di atas sofa, dengan sensasi seperti melayang, dan terkena hipnotis.
Dia mulai merabaku, dari atas hingga turun ke tengah. Tapi, Jose malah berhenti, mengintai rautku yang sedang membisu tak berucap banyak.
"Ocha, gue cinta sama lo."